Kisah Hidup Rio Satrio Dalam Lirik dan Nada
Oleh: Edwin Tahamata
Jika bicara tentang penyanyi solo di Kota Samarinda, kita bakal membicarakan sosok dengan perawakan tinggi, gempal dan berkulit gelap. Jangan bayangkan perampok atau preman berwajah seram. Dia adalah Rio Satrio. Solois asal Kota Samarinda yang memiliki suara dan imajinasi yang mengagumkan.
Rio Satrio
tidak memulai karirnya sebagai penyanyi. Sebelum memutuskan untuk “hijrah”
menjadi solois, dia sempat tergabung dalam beberapa band, namun sepertinya
gagal menjadi pembuka portal kesuksesan seorang Rio. Entah hal apa yang memicu
dia untuk memberanikan diri mengambil keputusan tersebut. Pada masa itu,
menjadi solois bukan pilihan mudah bagi musisi Samarinda, mungkin ada krisis
kepercayaan diri musisi Kota Tepian untuk berkarya di atas namanya sendiri. Tetapi,
Rio tetap keukeuh untuk mematahkan
stigma tersebut. Esa hilang, dua terbilang. Rio Satrio diterima baik oleh
penikmat musik Samarinda. Dia akhirnya merilis album perdana bertajuk Cerita Daun dan Bumi pada 29 September
2017.
Sebagai
musisi folk, Dia menjunjung tinggi unsur kesederhanaan dalam karyanya. Tulisan
tangan di sampul dan lirik Cerita Daun
dan Bumi menjadi salah satu bagian yang mewakili. Di luar itu, dia cukup
cerdas membuat lirik yang berhasil pula ditempatkan dengan benar di dalam hati
pendengarnya. Lirik-lirik sederhana dan penuh kiasan ala musisi folk
kebanyakan, membuat khalayak larut dalam sajak penuh arti yang ditawarkan. Hal
ini dibuktikan oleh “Cerita Daun dan Bumi” yang mendapatkan respons positif
dari pendengar seantero Tanah Air. Tidak hanya sampai di situ, inspirasi yang
tidak jauh dari teras rumahnya adalah “Si Kuning”. Di lagu ini, Rio
mendeskripsikan kucing yang dipeliharanya. Walaupun terdengar jenaka, justru sudut pandang itu sangat memperlihatkan kemampuannya dalam mentransformasikan pokok
pikiran menjadi sebuah rangkaian kata-kata.
Cerita Daun dan Bumi adalah album yang well produced, sehingga dapat memanjakan
telinga para pendengar karena menyuguhkan detail musik yang sangat presisi. Album
ini terdengar sangat organik. Semua unsur instrumen dalam lagu-lagu Rio Satrio
terdengar sangat natural dan dimainkan secara nyata,tanpa campur tangan
instrumen digital dari perangkat komputer. Sesuai dengan kaidah musik folk yang
sebenarnya. Keselarasan antara musik dan lirik benar-benar menjadi perpaduan
yang dinamis. Kesempurnaan komposisi ini bisa dikatakan menjadi faktor penentu keberhasilan
album Cerita Daun dan Bumi.
Bukan tanpa
cela, cerita dari lagu-lagu Rio Satrio terdengar sangat personal. Tidak ada
yang salah. Namun, bukan hanya bicara soal musikalitas dan komposisi lirik yang
baik, seharusnya dengan kemampuan berpikir dan menulis yang digdaya, Rio dapat
mengangkat tema sosial yang sifatnya lebih universal, sehingga menjadi lebih
edukatif dan inspiratif. Terlepas dari hal tersebut, Cerita Daun dan Bumi adalah karya luar biasa yang patut untuk
disimak.
Posting Komentar untuk "Kisah Hidup Rio Satrio Dalam Lirik dan Nada"